Dari segi pelajaran, adanya lintas minat termasuk sesuatu yang gak masuk akal. Buat apa ada jurusan kalo sekalian belajar jurusan lain. Itu sebabnya, gue bagi pelajaran jadi 2 jenis: wajib dan opsional.
Pelajaran wajib terdiri dari: Matematika Basic, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, PKN, Agama, Olahraga, dan PLH.
Pelajaran opsional terdiri dari:
-Bidang MIPA: IPA (SD dan SMP), Fisika, Kimia, Biologi, Matematika Advance (SMA)
-Bidang sosial: Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, Geografi (SMA), IPS (SD dan SMP)
-Bidang bahasa: B.Inggris (harus ada di semua sekolah dan di semua tingkat), B. Asing (khusus SMA dan ditentukan oleh sekolah bersangkutan)
-Seni
-Sekolah juga boleh menyelenggarakan pendidikan TOEFL/TOEIC
Siswa wajib mengikuti mata pelajaran wajib, tetapi bebas memilih 2 mata pelajaran opsional. Matematika Advance juga bisa dipilih sebagai mata pelajaran opsional ketiga bila siswa bersangkutan ingin ikut olimpiade / OSN.
Sistem belajar juga harus diubah. Siswa tidak lagi dinilai dari hasil, melainkan dari proses. Sistem belajar yang dipakai juga berupa "moving class". Karyawisata mapel diperbolehkan. Hanya ada 1 ujian yang akan dilaksanakan saat siswa berusia 17 tahun, dan siswa bisa mendaftar ke universitas dengan skor ujian tersebut. Jadi, siswa akan mendaftar ke universitas seperti mendaftar ke smp atau sma. Biaya juga bakal ditanggung pemerintah. Peralatan seperti infocus menjadi tanggungan kelas dan listriknya dibayar secara patungan.
Bagi siswa berprestasi bisa diikutkan ke program pertukaran pelajar ke luar negeri untuk belajar disana. Dan ia tak harus mengulangi tingkat dimana ia pergi ke luar negeri.
Pr akan dihilangkan dan semua tugas dikerjakan di sekolah saat jam kbm. Saat belajar juga diberlakukan break. Jadi, ditengah-tengah kbm guru dan siswa bisa merelaksasikan otak mereka. Bisa melalui permainan, tebak-tebakan, atau senam otak. Tujuannya untuk mengurangi stress. Siswa juga bisa protes kalau ada kebijakan yang tidak sesuai peraturan.
Tidak hanya pada siswa, guru pun juga harus diubah. Semua guru harus tamatan S2 dengan IPK 3.5 (minimal) dan biaya kuliah akan ditanggung pemerintah. Guru dan siswa harus sama" aktif. Jangan sampai guru hanya sebagai mandor di kelas.
Dari segi fasilitas juga harus dibenahi. Tidak boleh lagi ada sekolah ambruk, atapnya bocor, apalagi sampai kayak sekolah di Laskar Pelangi #nooffense. Semua sekolah akan dibagusin fasilitasnya dan ditanggung pemerintah. Setiap sekolah akan mendapat free wifi dengan kecepatan tinggi.